Minggu, 24 Juni 2012

Tauhid Uluhiyah

Tauhid Uluhiyah adalah mengesakan segala bentuk ibadah kepada Allah. Ketika kita berdo'a dan memohon, kita hanya tujukan kepada Allah, dan hanya Allah yang berhak mengabulkan do'a kita. Kita hanya bisa berharap (khauf) kepada Allah tiada yang lain. Ketika kita mendapat ujian, kita tidak boleh takut kepada makhluk apa pun, tidak boleh takut kepada ancaman siapa pun, tapi takutlah kepada Allah, takut akan hukuman atau azab Allah karena dosa-dosa yang kita lakukan. Di saat kita mengalami masalah rumit dan kita merasa tidak ada jalan apa pun kita boleh bernazar (berjanji kepada Allah, jika do'a kita telah dikabulkan). Nazar kita pun harus sesuai dengan ketentuan syari'at, tidak mengandung maksiat. Kita dilarang bernazar kepada selain Allah, bernazar yang mengakibatkan kemusyrikan, bahkan sampai kekafiran. Di hatinya masih mengakui adanya Allah, tapi ketika berdo'a dan memohon tidak yakin kepada Allah, tapi malah lebih yakin kepada selain Allah. Takutnya kepada makhluk melebihi takutnya kepada Allah.

Allah berfirman di dalam Al Qur’an: “Hanya kepada-Mu ya Allah kami menyembah dan hanya kepada-Mu ya Allah kami meminta.” (QS. Al Fatihah: 5)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah membimbing Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu dengan sabda beliau: “Dan apabila kamu minta maka mintalah kepada Allah dan apabila kamu minta tolong maka minta tolonglah kepada Allah.” (HR. Tirmidzi)
Allah berfirman: “Dan sembahlah Allah dan jangan kalian menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun” (QS. An Nisa: 36)
Allah berfirman: “Hai sekalian manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Baqarah: 21)

Contoh perbuatan yang menyimpang dari Tauhid Uluhiyah. Ketika seseorang sedang diuji Allah dengan kesulitan. Orang tersebut berusaha untuk lepas dari kesulitan. Ia berikhtiar karena merasa tidak sanggup, ia mendatangi makam para Wali dan merasa di sanalah tempat yang tepat untuk berkeluh kesah dan memohon dilepaskan kesulitan. Ia menganggap para Wali mempunyai kuasa untuk mengabulkan do'a. Atau ia mendatangi dukun dan berharap sang dukun bisa membantu menyelesaikan kesulitan yang dialaminya.

QS. Al Ikhlas

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ (١) ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ (٢) لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ (٣) وَلَمۡ يَكُن لَّهُ ۥ ڪُفُوًا أَحَدٌ (٤)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, (1) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (2) Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, (3) dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia". (4)

QS. Al Falaq

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ (١) 
 مِن شَرِّ مَا خَلَقَ (٢)
 وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (٣)
 وَمِن شَرِّ 
 ٱلنَّفَّـٰثَـٰتِ فِى ٱلۡعُقَدِ (٤) 
 
 
 
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, (1) dari kejahatan makhluk-Nya, (2) dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, (3) dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul [1], (4)

Innaa Lillaahi wa Inna Ilaihi Raji'un (2)

 بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ (١) مَلِكِ ٱلنَّاسِ (٢) إِلَـٰهِ ٱلنَّاسِ (٣) مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ (٤) ٱلَّذِى يُوَسۡوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ (٥) مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ (٦)


Dengan  Menyebut Nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. Raja manusia
3. Sesembahan manusia
4. Dari kejahatan (bisikan) syetan yang biasa bersembunyi.
5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
6. Dari (golongan) jin dan manusia.

Innaa Lillaahi wa Inna Ilaihi Raji'un (1)

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji'un dalam Shalat.